Senin, 29 Desember 2008

JIKA HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) ITU TERPAKSA HARUS NAIK

Oleh
Prince Dindah, SIP

Dalam hitungan beberapa hari lagi tepatnya tanggal 20 Mei bangsa kita akan memperingati hari kebangkitan nasional. Pada hari itu 100 tahun yang lalu pergerakan bangsa Indonesia yang mayoritas dipelopori para pemudanya mencoba untuk mencari jatidiri sebuah bangsa lewat pendirian sebuah organisasi kebangsaan yang bernama Budi Utomo . Sebuah pencarian identitas nasionalisme sebuah bangsa ditengah-tengah pijakan imperealisme. Pergerakan pencarian identitas nasionalisme tersebut tentunya diawali dengan gerakan ”laten” untuk meminimalisir korban , hal ini dilakukan untuk menghindari ”pembekuan” pergerakan kebangsaan itu oleh pihak imperealis yang saat itu dengan ”bertolak pinggang” memeras sumber daya alam dan sumber daya manusia bangsa ini tanpa kompromi .
Nasionalisme merupakan suatu perasaan subyektif pada sekelompok manusia bahwa mereka merupakan satu bangsa dan bahwa cita – cita serta aspirasi mereka bersama hanya dapat tercapai jika mereka tergabung dalam satu negara atau nasion. Dengan kekuatan yang dipandang sudah lumayan kompak dengan agak berani bangsa ini yang diwakili para pemuda yang mendapatkan kesempatan pendidikan di luar negeri maupun yang ada di dalam negeri sendiri melontarkan sebuah jaringan gerakan organisasi kebangsaan yang diberi nama Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Kemungkinan yang tersirat dalam pemikiran para pendiri organisasi kebangsaan Budi Utomo saat itu adalah bagaimana susah dan menderita bangsa ini karena penindasan imperealisme yang telah menghilangkan kewenangan dan hak – hak bangsa ini untuk mengelola bangsa dan negaranya sendiri secara mandiri. Dengan berdirinya Budi Otomo tentunya sebuah awalan yang tepat untuk menaikan nilai tawar bangsa ini terhadap penjajah yang terus menindas bangsa ini kala itu. Tentunya para pendiri pergerakan organisasi kebangsaan kala itu mungkin juga berfikir tentang bagaimana mendirikan sebuah bangsa yang bernama Indonesia yang dengan pelan tapi pasti dapat berdaulat dan sejajar dengan negara – negara lainnya. Dan bukan lagi sebagai sebuah negeri terjajah dan tertindas.
Pemikiran dan aksi yang dilakukan para aktifis kenegaraan di tahun 1908– an untuk mendirikan sebuah negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat tentunya didasari oleh beberapa hal atau peluang dan kesempatan yang sudah dimiliki oleh bangsa ini namun belum dipromosikan diantaranya berupa 1. Wilayah. Setiap negara menduduki tempat tertentu di muka bumi dan mempunyai perbatasan tertentu. Kekuasaan negara mencakup seluruh wilayah , tanah dipermukaan maupun didalamnya, laut disekitarnya dan angkasa diatasnya. Bangsa ini secara de fakto mempunyai wilayah yang diberinama Nusantara sejak jaman Majapahit. Menurut filsuf Perancis Ernest Renan : ” Pemersatu bangsa bukanlah kesamaan bahasa atau kesamaan suku bangsa ,akan tetapi hasil gemilang dimasa lampau dan keinginan untuk mencapainya lagi di masa depan.” 2.Penduduk. Setiap negara mempunyai penduduk dan kekuasaan negara menjangkau seluruh penduduk di wilayahnya. Bangsa ini telah mempunyai penduduk yang menurut aktifis pergerakan kebangsaan tahun 1908 –an kala itu sedang mengalami penderitaan karena imperealisme, untuk itu harus dibangun dan digelorakan kesadarannya untuk menjadi penduduk yang memungkinkan dapat bebas dan berkembang dalam mencapai cita – cita dan keinginannya secara maksimal. 3. Pemerintahan adalah organisasi yang dimiliki negara yang berwenang untuk merumuskan dan melaksanakan keputusan yang mengikat bagi seluruh penduduk di dalam wilayahnya. Pemerintah bertindak atas nama negara. Negara terus bertahan (kecuali dicaplok negara lain) sedangkan pemerintahan berubah ubah tergantung rezim yang berkuasa. Dalam kurun waktu 1908 –an pemerintahan bangsa ini dicoba dirajut kembali oleh aktifis kenegaraan saat itu dengan memulai membentuk jaringan organisasi kebangsaan seperti Budi Utomo 4. Kedaulatan adalah kekuasaan yang tertinggi untuk membuat undang – undang dan melaksanakannya dengan semua cara (termasuk paksaan) yang tersedia. Pada tahun 1900-an kedaualatan bangsa ini diambil alih oleh bangsa lain dan dicoba untuk direbut dan ditegakkan oleh para aktifis kebangsaan saat itu. 5.Pengakuan oleh negara lain . Item ini dicoba oleh aktifis pergerakan kebangsaan tahun 1908- an diupayakan untuk mendapatkan pengakuan dari negara saat itu bahwa bangsa Indonesia itu ada dan kondisinya sedang terjajah. Menyuarakan keberadaan Indonesia di luar negeri dengan target mendapatkan pengakuan banyak dilakukan oleh pemuda Indonesia yang menempuh pendidikan di luar negeri saat itu. Sambil belajar mereka terus mempromosikan Indonesia dalam rangka mendulang simpati negara dan bangsa lain.
Gerakan yang dilakukan para aktifis kebangsaan pada dekade 1900-an yang dalam beberapa hari lagi kita peringati 100 tahunnya merupakan dasar bagi kita untuk reorientasi tentang semangat nasionalisme dalam rangka tujuan pendirian bangsa ini yang tertuang dalam pembukaan Undang – Undang Dasar 1945. Reorientasi itu vital karena merupakan evaluasi atau interospeksi atas kegagalan dan keberhasilan pemerintahan selama ini dalam mengemban amanat negara utamanya dalam mempertahankan kedaulatannya. Kedaulatan merupakan konsep yuridis yang selalu terpengaruh oleh tekanan – tekanan dan faktor – faktor yang membatasi penyelenggaraan kekuasaan.
Dillematis !! Itu yang muncul saat ini dalam mempertahankan konsep kedaulatan negara ditengah reduksi konsep nasionalisme oleh globalisme. Ini diartikan bahwa negara yang masuk dalam katagori sedang berkembang termasuk Indonesia yang menyerahkan mandatnya untuk mengelola negara baik masa lampau, sekarang dan masa mendatang kepada organisasi pemerintahan yang berubah secara periodik tersebut akan menemui kendala dalam mencapai tujuan negara secara instan dan simultan jika dihadapkan kepada kondisi tata pergaulan antar bangsa yang cenderung berubah kearah menipiskan batas – batas wilayah negara.
Globalisasi dengan mengusung konsep pasar bebas tentunya akan dapat membuyarkan semua sektor perencanaan,pelaksanaan program dan kegiatan pemerintahan dalam mencapai tujuannya yang terkonsep dalam payung nasionalisme . Hal ini karena dengan dimunculkannya pasar bebas saat ini dalam bentuk perdagangan barang dan jasa serta tenaga kerja menembus antar negara tanpa ada barries atau hambatan tentunya akan mematikan ketahanan ideologi, politik ,ekonomi, sosial budaya dan pertahanan dan keamanan suatu negara. Dalam hal seperti di negara kita pada awal munculnya gerakan reformasi terselip upaya penggerusan ideologi bangsa kita dimana dalam Pembukaan UUD 1945 jelas – jelas mencantumkan Pancasila sebagai dasar ideologi negara dicoba untuk dilupakan/dikurangi bahkan dihilangkan. Toh sebenarnya tidak semua rencana dan realisasi program sebuah rezim masa lalu itu jelek . Ini dapat dilihat bagaimana upaya untuk menanamkan dan menumbuhkembangkan Pancasila sebagai sebuah ideologi bangsa dan negara kepada semua generasi bangsa ini secara terus menerus dan berkelanjutan melalui metode penataran dan sosialisasi Pedoman , Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4) telah berhenti. Dan penghentian kegiatan penataran maupun sosialisasi ideologi Pancasila itu tentunya bukan keinginan rezim pemerintahan saat ini tetapi sebagai bentuk pengakomodiran keinginan sebagai warga bangsa yang sudah terkontaminasi oleh ideologi negara lain yang berusaha mencabik – cabik bangsa ini. Apa dampak yang munculnya ? Etika dan moral mengalami degradasi di semua sendi kehidupan berbangsa (meskipun tidak semua warga bangsa terlibat ) seperti pemberitaan di berbagai media tentang ditemukan video mesum oleh pelajar, pejabat dan tokoh masyarakat dan ini tentunya melanggar aturan negara dan agama hal ini seakan moral sudah begitu tipis; lalu terus sebelum gerakan pemberantasan korupsi digencarkan oleh rezim pemerintahan saat ini, korupsi uang negara begitu diminati oleh hampir semua lapisan dikalangan pemerintahan dan swasta. Aksi korupsi ini lebih tragis karena dilakukan tidak hanya solo/perseorangan dan tidak pandang bulu tetapi justru berkelompok atau berjamaah, yang mencoba menyadarkan bahwa korupsi itu tidak benar malah dicemooh sok alim / sok suci dan akibatnya mereka ”tidak diumani” pembagian hasil korupsi tersebut. Tindak kejahatan dan kriminal juga berkembang seperti penyalahgunaan obat – obatan terlarang . Mengenai narkotika ternyata bangsa ini bukan lagi tempat transit tetapi sudah menjadi target wilayah pemasaran dan produksi . Seperti dalam pemberitaan berbagai media tentang terungkap dan tertangkapnya penjual narkoba. Kalau melihat pemberitaan ini lebih ironis karena narkoba sudah dijual-belikan oleh lapisan bawah masyarakat kita.
Akibat globalisasi yang mengarah kepada pereduksian nilai – nilai Pancasila dibidang pertahanan dan keamanan adalah munculnya aktifitas pengeboman diberbagai tempat . Hal ini tentunya menjadi pertanyaan kita semua mengapa itu bisa terjadi ? bagaimana dengan penanaman nilai – nilai kehidupan berPancasila yang penuh nilai saling bertoleransi dan hidup berdampingan secara damai dengan Bhinneka Tunggal Ikanya. Selain itu Gerakan separatis di daerah seperti di Maluku dan Papua dll.
Di bidang pendidikan dan ketenagakerjaan misalnya bangsa ini lebih survival sebagai bangsa pengekspor tenaga kerja jenis buruh . Banyak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang pulang membawa devisa tetapi juga tidak sedikit TKI yang pulang tinggal nama . Seharusnya Langkah – langkah pengembangan, pembinaan dan perlindungan TKI agar terus diupayakan sampai kualifikasi yang dapat berkompetisi dengan tenaga dari negara lain.
Dillema lain dalam rangka upaya menumbuhkembangkan nasionalisme ekonomi ternyata terkendala gerakan globalisme. Ini artinya tatkala bangsa kita sebagai bagian negara sedang berkembang menatap orde reformasi dengan sepenuh harap akan tumbuhnya nasionalisme di semua bidang termasuk ekonomi dengan jalan membuka semua kesempatan berinvestasi dan berusaha bagi seluruh warga bangsa dengan segala pembinaan dan fasilitas diantaranya diperolehnya proteksi terhadap masuknya produk dari negara lain yang seakan mengurangi persaingan ternyata aksi nasionalisme ekonomi itu berbarengan issu globalisasi. Akibatnya suka tidak suka, mau tidak mau bangsa ini harus menerima gerakan globalisasi itu karena jika tidak akan ditinggal dalam pergaulan antar bangsa. Seandainya dicermati secara adil maka konsep globalisasi yang diurakan dalam konsep pasar bebas tersebut jelas mengalami ketimpangan jika diberlakukan pada negara – negara yang tidak siap melaksanakan globalisasi tersebut. Artinya dependensi negara sedang berkembang semakin besar dan tinggi terhadap negara maju. Hal ini disebabkan ketidaksiapan dalam hal keunggulan kompetitif dan komparatif . Dan negara tersebut akan menjadi lahan subur bagi pasar produk negara lain dan ini akan sulit dihilangkan jika sikap warganya yang juga konsumtif.
Saat ini dengan sistem perdagangan internasional yang saling menggantung satu sama lain terutama dalam perdagangan minyak bumi merupakan hadiah bagi rezim pemerintahan saat ini menjelang 100 tahun hari kebangkitan nasional negeri ini. Betapa tidak dengan dalih inflasi yang tinggi di negara maju sekelas Amerika Serikat beresiko pada naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) dipasar internasional. Amerika Serikat amat tergantung pada minyak . Negara tersebut nekat menginvasi Irak salah satu argumentasinya adalah dalam rangka minyak . Perlu diingat bahwa Indonesia adalah negara pengimpor minyak dengan skala besar untuk kebutuhan dalam negeri. Dalam mekanisme jual BBM di dalam negeri selama ini ternyata menggunakan model subsidi uang negara oleh pemerintah . Nah ,melihat fakta itu !! Dengan kenaikan harga BBM di pasar internasional yang lumayan tinggi , tentunya pihak pemerintah kita yang membeli minyak tersebut harus merogoh kocek APBN lebih dalam dan banyak hanya untuk ”menambal” kekurangan subsidi impor minyak. Rezim pemerintahan apa dan siapapun akan mengalami dillematis dalam mengambil keputusan menghadapi kenaikan harga BBM di pasar internasional yang berdampak luas bagi kehidupan berbangsa dan bernegara bangsa kita.
Dengan naiknya harga minyak dunia membuka wawasan kita bahwa salah satu akar ermasalahan bangsa ini tidak hanya KKN,Narkotika, dekadensi moral,dll yang merajalela. Tetapi kenaikan harga BBM di pasar internasional turut memacu tergerogotinya ketahanan nasional bangsa kita.
Berita yang berkembang mengenai respon atas kenaikan harga BBM di pasar internasional oleh rezim pemerintah saat ini adalah dengan menaikan harga BBM di dalam negeri . Keputusan ini jika dicermati dengan kacamata politik (melanggengkan kekuasaan) sebagai sebuah langkah mundur dan sangat tidak populis bagi si pengendali rezim ,hal ini karena jika ingin langgeng kekuasaannya dan memperoleh ”tepuk tangan” atau simpati maka keputusannya adalah dengan tetap menjual murah BBM alias bersubsidi namun ternyata tidak dilakukan dan memilih keputusan untuk menaikan harga jual BBM di dalam negeri, hal ini jika dilihat dari sisi kenegarawanan maka ada nilai plusnya karena si pengendali rezim tidak peduli bahwa langkahnya menaikan harga BBM ditengah sudah dan sedang terus naiknya barang kebutuhan lainnya akan menurunkan popularitasnya dan dia lebih memikirkan kelangsungan bangsa dan negara dengan memutus mata rantai impor minyak dengan model subsidi dan ini sebuah pembelajaran kenegaraan yang sangat mendasar dalam mengurangi beban pada generasi mendatang utamanya dalam hal pengelolaan anggaran/keuangan negara , inilah nilai plus tersebut. Sehubungan dengan pilihan respon adalah menaikan harga BBM maka dibawah inia ni dicoba sebuah simulasi perihal jika harga BBM terpaksa harus naik saat ini.
Jika harga BBM naik dipasaran dalam negeri dengan harga tanpa subsidi maka kemungkinannya dampaknya adalah :
a. Memberikan tambahan wawasan akan transparansi pemerintahan kepada warga bangsa ini bahwa harga BBM yang ”murah” selama ini adalah karena adanya rekayasa subsidi yang sangat membebani anggaran negara. Dan lebih ironi fasilitas subsidi ternyata banyak dinikmati oleh pengguna kendaraan pribadi roda empat yang notabene dari kalangan menengah keatas di republik ini , untuk itu dengan momen kenaikan harga BBM di pasar internasional saat ini merupakan media pembelajaran dan sosialisasi untuk menjual harga BBM tanpa subsidi dan ini akan mengurangi beban generasi mendatang menghadapi masalah BBM;
b. Dibidang transportasi terutama darat akan sedikit mengurangi volume kepadatan kendaraan dijalan. Hal ini karena dengan harga BBM yang naik tanpa subsidi maka banyak orang berfikir untuk berhemat dalam agenda bepergian dengan tujuan tidak jelas menggunakan kendaraan bermotor.
c. Uang negara bisa dihemat. Mengenai penghematan uang negara karena sudah tidak mensubsidi impor minyak lagi tentunya harus dikorelasikan pada penggunaan dan pemanfatannya terhadap aktifitas yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM diantaranya seperti kenaikan harga barang dan kebutuhan pokok . Ini diartikan bahwa dengan kenaikan harga BBM berkonsekwensinya pada naiknya harga kebutuhan lainnya, hal ini tentunya ada sebagian warga bangsa ini yang tidak mampu menjangkau kenaikan harga kebutuhan tersebut. Dan golongan warga bangsa dari kelas ini yang seharusnya menjadi sasaran tembak untuk menerima tambahan bantuan akibat naiknya harga BBM;
d. Revitalisasi program dan kegiatan pemerintahan. Dengan berhentinya anggaran untuk subsidi impor minyak, maka pemanfaatan dananya dapat dialihkan ke program dan kegiatan percepatan pencapaian kesejahteraan warga bangsa yang terdapat di departemen – departemen ;
e. Gejolak yang pasti timbul di masyarakat dapat diredam dengan pemberian bantuan financial pada warga secara tepat sasaran tanpa pengurangan. Untuk itu pengawasannya harus ketat.
f. Dalam rangka mengantisipasi kelangkaan BBM perlu adanya penemuan bahan bakar/energi alternatif .
Jika harga BBM terpaksa harus naik saat ini maka dapat dikatakan sebagai hadiah atau momen berharga dalam rangka memperingati 100 tahun hari kebangkitan nasional bagi seluruh elemen negara ini dalam menatap masa mendatang secara lebih optimis.Hal ini karena jika harga BBM itu terpaksa naik sesuai harga non subsidi dan diterima oleh warga bangsa ini tanpa terprovokasi pihak – pihak yang anti rezim saat ini maka gambarannya yang sangat sederhana adalah dengan dihentikannya impor minyak dengan model subsidi uang negara maka pemanfaatan uang tersebut yang nilainya bermilyard rupiah itu dapat dialihkan pada program dan kegiatan untuk akses kesejahteraan dan kemakmuran warga bangsa ini. Misalnya dibidang pendidikan, kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat dll.
Namun yang perlu diperhatikan bahwa dengan pengalihan anggaran / uang negara yang bermilyar kepada warga bangsa ini lewat program dan kegiatan yang ada di pemerintahan maupun disalurkan lewat elemen masyarakat lainnya tentunya berimplikasi dan mensyaratkan 1. pada perlunya peraturan yang proporsional dan up to date sebagai pijakan dalam melaksanakan kebijakan tersebut. 2. Disamping itu penataan kelembagaannya beserta tugas pokok dan fungsi masing – masing juga sangat penting. 3. Penggemblengan atau pembinaan serta perekrutan personil di pemerintahan dan swasta atau seluruh lapisan masyarakat harus benar mengalami proses penyeragaman dalam hal ”pencucian moral, sikap dan etika ” . Hal ini dapat dilakukan dengan menanamkan nilai – nilai Pancasila dan agama pada setiap pengikutnya secara benar dan mendalam . Ini urgen bahwa jika tiap warga bangsa ini sudah dibekali dengan nilai Pancasila dan agama yang sangat cukup dan mendalam maka perilaku menyimpang dalam mengelola negara seperti tidak taat aturan, penyalahgunaan kewenangan dll sangat dapat dieliminir (meski hal ini tidak 100%). Sehingga perilaku warga bangsa ini utamanya yang bergerak di sektor pengelola negara dan dimasyarakat akan beradab dan bersih. Tentunya hal ini tidak harus instan. Bisa dilihat betapa indahnya bangsa Jepang yang dengan penguasaan tehnologi tinggi tetapi peradabannya masih dilestarikan. 4. Pengawasan dan sangsi yang tegas atas sekecil apapun terjadinya pelanggaran hukum. Dengan kata lain hukum harus jadi ”panglima” dan ditegakkan setegak – tegaknya direpublik ini.
Sebagai penghujung maka jika harga BBM dinaikan terpaksa saat ini, maka sekali lagi sebuah hadiah yang sangat tepat bagi generasi mendatang dalam rangka memperingati hari kebangkitan nasional yang ke 100 tahun. Ini sebuah awal perubahan yang akan mengurangi beban warisan pengelolaan kenegaraan pada generasi mendatang. Karena pada saat ini rezim pemerintahan dengan rela menjadi ” tumbal” langkah yang sangat tidak populis dengan memilih menaikan harga BBM demi kelangsungan republik ini dan juga generasi mendatang. Perlu direnungkan bahwa jika program penghentian impor minyak dengan model subsidi diterapkan kemudian dananya dialihkan untuk kegiatan dan program pemberdayaan warga bangsa seperti dialihkan dibidang peningkatan nilai pendidikan dan kesehatan dengan SDM pelaksana dibidang tersebut mumpuni maka outputnya (meskipun perlu waktu lama bahkan beberapa generasi ) berupa manusia Indonesia yang seutuhnya dalam arti unggul diintelektual, emosional dan peradapan, kesehatan dan mengarah pada kemakmuran . Dengan demikian maka ”penyakit sosial ” seperti tindakan kriminal dan penyalahgunaan kewenangan akan minim dan bahkan habis karena hampir semua warganya sejahtera,pancasilais dan agamis. Tetapi itu semua akan terwujud jika terdapat aturan hukum yang tepat dan sesuai perkembangan jaman yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman serta dilaksanakan dengan proporsional, terdapat SDM pengelola negara dan yang bergerak dibidang swasta serta seluruh lapisan masyarakat memiliki integritas kebangsaan (Pancasila dan UUD” 45) dan keagamaan yang kuat, penataan kelembagaan yang proporsional sesuai dengan tupoksi, sistem pengawasan yang berjalan secara ketat dan tidak pandang bulu serta adil karena hal tersebut berhubungan dengan masalah pengucuran dana /keungan , dan adanya hubungan antar negara yang terjalin harmonis.
Terbangunnya sebuah bangsa yang sehat,terdidik,sejahtera, pancasilais, dan agamis meskipun membutuhkan waktu (kemungkinan 1 angkatan generasi ) dan energi serta pemikiran dan kerja keras yang tidak ringan yang momennya diawali dengan menaikan harga BBM tanpa subsidi menjelang peringatan 100 tahun hari kebangkitan nasional tahun ini , salah satunya dapat memungkinkan melahirkan proses pergantian / perubahan pemerintahan secara periodik secara damai dan murah baik di pusat sampai daerah . Hal ini karena hampir warga bangsa telah terdidik, hidup sehat serta sejahtera dan makmur sehingga tak butuh dana untuk dijual suaranya dalam proses pergantian pemerintahan secara periodik tersebut. Dengan demikian proses pergantian pemerintahan secara periodik tersebut cukup dengan menawarkan atau menjual program sehingga seluruh warga bangsa bisa mengetahui dan menjatuhkan pilihannya secara tepat tanpa dipengaruhi siapapun.
Sekali lagi kenaikan harga BBM yang dilatarbelakangi dengan dihapusnya subsidi impor minyak saat yang jatuh bersama dengan peringatan 100 tahun hari kebangkitan nasional merupakan awal atau start kita sebagai bangsa untuk memulai revitalisasi peran kepemerintahan (unsurnya terdiri dari pemerintahan, masyarakat dan swasta) dengan sebuah kesiapan, implikasi dan persyaratan yang dikemukakan diatas menuju kepada perubahan kearah sebuah bangsa yang utuh, adil dan makmur,bermartabat serta setara dengan bangsa lain dan memberikan warisan kepada generasi mendatang perasaan bisa sedikit bebas dari beban mengembalikan pinjaman/hutang yang salah satunya karena uang pinjaman itu hanya untuk mensubsidi impor minyak secara sia- sia.


---- 000 ----





Tidak ada komentar:

Posting Komentar